Kita semua punya sayap
Kita semua punya sayap,
Tetapi mengapa ada yang bisa terbang tinggi bagaikan rajawali
Ada yang bisa terbang meskipun hanya terbang rendah bagi burung-burung camar
Ada yang bisa terbang –sebenarnya bisa dikatakan meloncat-loncat seperti ayam
Tetapi ada pula yang meski punya sayap sepanjang hidupnya hanya mampu melata
Apa yang membedakan mereka?
Yang bisa terbang tinggi bagai rajawali :
- Mereka memiliki pendamping yang mampu “melebarkan” sayap mereka
- Mereka memiliki “mindset” rajawali, bahwa mereka adalah rajawali yang mampu terbang tinggi di angkasa kehidupan.
- Mereka senantiasa berusaha dan berlatih untuk terbang lebih tinggi dan lebih tinggi lagi serta memperkuat dan melebarkan sayap-sayap mereka.
- Selanjutnya…..?
Yang hanya terbang rendah bagai burung camar:
- Mereka “believe” bahwa sayap mereka pendek dan tidak bisa terbang tinggi.
- Pendamping dan orang yang berada disekeliling mereka memberikan keyakinan bahwa mereka hanya bisa terbang rendah.
- Mereka tidak membiasakan diri berlatih dan berusaha untuk terbang lebih tinggi.
- Selanjutnya……?
Yang hanya meloncat-loncat seperti ayam:
- Karena mereka biasa hidup dan dibesarkan ditengah-tengah lingkungan ayam, sehingga “believe system” mereka mengatakan bahwa mereka adalah ayam yang tidak bisa terbang.
- Mereka dibiasakan untuk mengais-ngais makanan dan melihat kebawah (tanah) mencari makanan.
- Mereka dibiasakan menjadi “ayam aduan”, saling berkelahi dan mematuk.
- Selanjutnya……?
Yang sepanjang hidupnya hanya “melata” :
- Mereka tidak menyadari bahwa mereka memiliki sayap.
- Lingkungan mereka telah mematahkan sayap-sayap mereka.
- Selanjutnya….?
Sahabat, sesungguhnya kita semua punya sayap, jadi mari bersama kita singkirkan “mindset” yang menghalangi kita untuk terbang tinggi bagai rajawali. Temukanlah orang-orang di sekitar Anda yang dapat dan mau membantu “melebarkan” sayap-sayap Anda.