Sabtu, 07 Maret 2009

Insan Luar Biasa Seri V

Kenikmatan mencapai sesuatu bukanlah utopia yang basi

Aku tidak akan menjual kebebasanku tidak juga kemuliaanku untuk mendapatkan derma

(bait V)

Apabila kita telah berhasil mencapai sesuatu tentunya wajar bahkan wajib "menikmatinya" Banyak orang yang selama hidup bekerja keras, memeras keringat membanting tulang (terkadang bahkan membanting tulang orang lain), akan tetapi kehidupannya menjadi tidak seimbang sehingga setelah berhasil meraih 4-TA (harta, takhta, kata, cinta) yang tinggi, tidak mampu menikmatinya (sering sakit-sakitan sehingga menikmati makan enak pun sudah terlalu banyak pantangan, kedudukan/karier sangat tinggi tetapi malah tidak bisa dekat dengan mereka yang berada dibawah, keluarganya makin jauh -dekat secara fisik tetapi jauh secara emosi-).

Keseimbangan antara faktor-faktor fisik, mental, emosi dan rohani sangat penting dijaga agar kita dapat menikmati hasil 4-TA yang sudah diraih.

Faktor fisik dijaga keseimbangannya, menjaga kesehatan dengan asupan makanan yang seimbang, olah fisik yang seimbang (bahkan naik turun tangga pun kita sudah malas, karena ada eskalator atau lift)

Faktor mental dirawat dengan senantiasa mengasah "otak" kita, memberinya asupan makanan dengan banyak membaca, banyak belajar (guru kehidupan bertebaran disekitar kita)

Faktor emosi juga dirawat dengan mengenali diri kita, mengenali saat emosi-emosi negatif mendatangi kita dan mengembangkan emosi positif.

Faktor rohani (spiritual) juga dikembangkan, yang muslim lebih berikhtiar untuk menetapi sholat lima waktu, sholat-sholat sunnah, ikut pengajian; yang kristiani belajar untuk tidak menjadi kristiani napas alias natal dan paskah saja; yang buddha lebih rajin ke wihara. Asupan rohani perlu dicari dari buku, dari para spiritualis.

Apabila kita telah mencapai keseimbangan hidup, maka kenikmatan mencapai sesuatu dapat kita lakoni.

Utopia adalah "suatu khayalan yang hidup didalam angan-angan seorang pengarang", suatu tempat di alam imajinasi dimana disana tidak ada rintangan, tidak ada hambatan, segala sesuatunya serba tersedia dan tinggal dinikmati. Sayangnya didunia ini, tempat seperti itu hanya ada satu yaitu "kuburan" (apabila kita telah berada didalamnya, tidak lagi ada rintangan disana)

Bila kita ingin menikmati hasil jerih payah kita, nikmatilah.... jangan hanya menjadi utopia, mimpi yang tidak diwujudkan. Jangan sampai segala sesuatunya menjadi basi (makanan yang basi tidak enak lagi untuk dimakan, bahkan bisa jadi penyakit)

Aku tidak akan menjual kebebasanku......

Banyak orang termasuk saya terkadang tidak sampai menjual, tetapi paling tidak "menggadaikan" kebebasannya untuk sesuatu yang nilainya hanya sebatas "pandangan mata", terkadang bahkan ada yang memang menjual kebebasannya kepada "makhluk-makhluk" yang tidak kasat mata dan menjadi musyrik; Demi mengejar 4-TA yang tinggi, rela menjual dirinya kepada dukun dan "orang pintar" dan tersesat di jurang kenistaan.

Tidak juga kemuliaanku untuk mendapatkan derma......

Insan Luar Biasa dengan segala kemuliaannya hendaknya memberi manfaat bagi orang lain, kehadirannya hendaknya berguna bagi orang lain, bukannya menukar kemuliaan tersebut dengan derma dan menadahkan tangan.

Mari, kita tegakkan kepala dan melangkah dengan penuh kemuliaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar