Kamis, 05 Maret 2009

lanjutan Insan Luar Biasa Seri IV

Karena pilihan bebas tersebut maka insan luar biasa itu memilih tantangan hidup daripada kehidupan yang terjamin.
Tantangan hidup adalah kawah candra dimuka, tempat mengasah dan menempa diri menjadi kuat. Tantangan hidup kadang berwujud menjadi rintangan-rintangan yang harus kita hadapi dan kalahkan. Tantangan hidup dapat berupa situasi dan keadaan sulit, orang-orang yang sulit, atau sikap mental yang ada didalam diri kita sendiri (dan yang terakhir ini yang paling sulit untuk dikalahkan, karena berarti kita harus mengalahkan diri kita sendiri; Dan untuk itu, kita harus berpulang kepada diri kita, mengetahui siapa diri kita dan kemana arah hidup kita akan ditujukan)
Hidup tidak selalu menjadi "jalan tol" bebas hambatan, bahkan "jalan tol" pun seringkali macet dan terhambat. Hidup tidak selalu menyajikan "sinetron kebahagiaan" bahkan seringkali diakhiri dengan ending kemalangan. Hidup tidak selalu menjadi mudah, bahkan seringkali kita didesak oleh ombak dan badai kehidupan.
Seekor "calon kupu-kupu" yang masih berupa ulat yang hidup dalam cangkang kepompongnya, akan menghadapi rintangan yang luar biasa besarnya, seorang janin yang masih berada didalam rahim ibunya selama 9 bulan 10 hari bergulat didalam perjuangan yang luar biasa beratnya. Tetapi rintangan dan perjuangan didalam kepompong dan rahim ibunda itulah yang membuat sang ulat bermetamorfosa menjadi kupu-kupu bila waktunya telah tiba; sang janin berubah bentuk menjadi seorang bayi mungil yang lucu dan menggemaskan. Dan apabila proses perjuangan tersebut kita ganggu, bahkan dengan niat baik untuk membantu maka yang akan lahir adalah bayi prematur, ulat yang belum siap menjalani kebebasannya sehingga dia akan melata dan kemudian mati.
Segalam macam rintangan dalam kehidupan inilah yang akan membuat kita kuat, bandingkan dengan orang yang "lahir di ranjang emas" dan tidak pernah berhadapan dengan yang namanya kesulitan "finansial maupun non finansial" ! Lihatlah, anak manusia yang setiap hari harus menyusuri jalan-jalan di perkampungan maupun perumahan-perumahan mulai dari kelas BTN sampai kelas superblok mewah sekedar untuk memunguti remah-remah kemewahan yang dibuang oleh penghuninya dipinggir-pinggir jalan kehidupan ini.
Lihatlah kesulitan dan tantangan kehidupan yang harus dihadapi (cemoohan teman sekolah dan teman-teman sepermainan -para guru saya yang bermukim di Kubik, saya mengutip contoh yang selalu ditampilkan beliau-beliau dalam training-) para pebisnis sukses saat ini puluhan tahun yang lalu saat beliau masih menjalani sekolah awalnya, ada yang harus jualan permen, gelang, hiasan dinding untuk membiayai sekolah mereka (Ibu Martha Tilaar, Ibu Retno Iswari, Ibu Gayatri Rawit); Lihatlah ribuan orang lainnya yang dapat menjadi acuan kehidupan kita, didalam kekuatannya menghadapi rintangan kehidupan.
Sementara disisi yang lain, kita melihat begitu banyak orang yang memilih "kehidupan yang terjamin", kehidupan yang aman dan nyaman, memilih untuk tetap berada didalam "zona kenyamanan".
Pilihan ada di tangan kita, memilih tantangan hidup atau kehidupan yang terjamin?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar